Minggu, 21 Oktober 2012

paragraf / alinea.



Pengertian paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraf akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

Syarat – syarat paragraf
A. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

B.Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

Unsur – unsur paragraf
Dalam sebuah paragraph ada tiga bagian :
• Kalimat utama
• Kalimat pendukung
• Kesimpulan
Kalimat utama adalah kalimat yang paling terpenting dalam sebuah paragraph karena merupakan ide utama dalam paragraf tersebut. Topik juga mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraph
Contoh paragraph lengkap:
Kita semua terpengaruh oleh warna. Ada beberapa warna yang sangat kita suka dan beberapa warna yang tidak kita suka sama sekali. Beberapa warna melenakan kita, lainnya mengherankan kita, ada yang membuat kita senang dan ada juga yang membuat kita sedih. Manusia terpengaruh oleh warna lebih dari yang mereka duga karena warna berhubungan erat dengan semua aspek kehidupan kita.

Kalimat utama : Kita semua terpengaruh oleh warna
• Topik : Kita semua
• Pengontrol ide : terpengaruh oleh warna
Kalimat pendukung :
• Ada beberapa warna yang sangat kita suka dan beberapa warna yang tidak kita suka sama sekali.
• Beberapa warna melenakan kita, lainnya mengherankan kita, ada yang membuat kita senang dan ada juga yang membuat kita sedih.
Kesimpulan :
• Manusia terpengaruh oleh warna lebih dari yang mereka duga karena warna berhubungan erat dengan semua aspek kehidupan kita.

Tujuan paragraf
1.      Memudahkan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain
2.      Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal

Macam – macam paragraf
Ø  Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama antara lain:
1.      Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya terletak di awal paragraf
2.      Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf
3.      Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf
4.      Naratif/deskriptif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak menyebar di seluruh paragraph

Ø  Berdasarkan Tujuannya
Jenis paragraf berdasarkan tujuannya antara lain:
1.   Paragraf narasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suaut peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah - olah mengalami sendiri kejadian itu
2.    Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu
3.      Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memaparkan sejumlah informasi atau pengetahuan dengan tujuan pembaca dapat mendapat tambahan informasi atau pengetahuan sejelas - jelasnya
4.      Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk mengemukakan alasan, contoh, dan bukti - bukti yang kuat dan meyakinkan dengan tujun meyakinkan pembaca sehingga pembaca membenarkan pendapat, sikap, dan keyakinan kita
5.      Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk membujuk atau merayu pembaca sehingga pembaca tergiur atau terpengaruh untuk mengikuti keinginan penulis

Sumber

kalimat efektif.



Pengertian kalimat efektif.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Syarat – syarat kalimat efektif.
1.      Kesatuan gagasan
Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.

Contoh :
“ Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. “

Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

2.      Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Contoh :
“ Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. “

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3.      Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Contoh :
“ Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya “.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.

Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya

4.      Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5.      Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :
“ Waktu dan tempat saya persilakan.”
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.

Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

Sumber

kalimat.



Pengertian kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat terdiri dari berbagai unsur seperti subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur, yaitu subyek dan predikat.

Unsur – unsur kalimat
1.  Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
Pada dua kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.

2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
contoh kalimat yang memiliki subjek seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.

3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu

4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
Pada dua kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.

Pola kalimat
1.Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka [S] / sedang berenang [P (kata kerja)]
Ayahnya [S] / guru SMA [P (kata benda)]
Gambar itu [S] / bagus [P (kata sifat)]
Peserta penataran ini [S] / empat puluh orang [P(kata bilangan)]

2.Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Misalnya:
Mereka [S] / sedang menyusun [P]/ karangan ilmiah [O]

3.Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Misalnya:
Anaknya [S] / beternak [P] / ayam [Pel]

4.Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Misalnya:
Dia [S] / mengirimi [P] / saya [O] / surat [Pel]

5.Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan keterangan. Misalnya:
 Mereka [S] / berasal [P] / dari Surabaya [K]

6.Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Misalnya:
Kami [S] / memasukkan [P] / pakaian [O] / ke dalam lemari [K]

Macam – macam kalimat
1.      Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal                                                                     Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok.                                                                       S - P
Adik minum susu.                                                                   S – P – O  
Ibu menyimpan uang di dalam laci.                                        S – P – O – K
2.      Kalimat majemuk
Kalimat  majemuk adalah kalimat yang merupakan penggabungan dari dua buah kalimat tunggal.
Kalimat majemuk dibedakan dalam 3 macam, yaitu :

1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Contoh:
a. Saya akan datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.
b. Dia sangat baik hati dan suka menolong.

2. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya.
Contoh:
Saya mengerjakan pekerjaan itu sampai larut malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.

3. Kalimat majemuk campuran
Kalimat yang hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan ada yang bertingkat.
Contoh:
Setelah saya bangun tidur, saya mandi, berganti pakaian, sarapan, lalu berangkat ke sekolah.

Sumber
N. Utorodewo, Felicia. 2007. Bahasa Indonesia. Depok : LPFEUI.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Ragam Bahasa



Pengertian ragam bahasa.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaianya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan. Bahsa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyak variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efesien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam bahasa setandar.

Penyebab timbulnya ragam bahasa.
1.      Faktor usia
Terlihat perbedaan cara bicara dari anak-anak kecil, para remaja, dan orang tua. Pada anak-anak masih terdapat tata bahasa yang kurang tersusun dengan rapih, dan masih sangat sederhana. Pada remaja umumnya menggunakan bahasa gaul. Sedangkan pada orang tua/dewasa tata bahasanya sudah lebih rapih dan lebih sopan meskipun bahasa yang digunakan tidak formal.

2.      Faktor gender
Contohnya, ketika bapak-bapak berkumpul dan mulai berbincang-bincang diperbandingkan dengan ketika ibu-ibu yang berkumpul sangat terlihat jelas perbedaannya. Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa perbedaan gender (pria/wanita) dapat mempengaruhi perbedaan pada fonologis, gramatikal, dan sintaksis/morfologis bahasa.

3.      Faktor tingkat pendidikan
Misalnya, orang yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD akan berbeda ragam bahasanya dengan orang yang mengenyam pendidikan hingga sarjana, disebabkan oleh perbedaan pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki.

4.      Faktor profesi atau jabatan
perbedaan cara bicara OB dengan Manajer

5.      Faktor budaya daerah
Bahasa lahir dari budaya. Budaya masing-masing daerah yang berbeda melahirkan bahasa daerah dengan logatnya masing-masing. Ketika 2 orang yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa daerah bertemu dan menggunakan 1 bahasa yang sama, tetap terdapat perbedaan dialek di antara mereka. Ilustrasinya telah saya berikan di awal pembahasan, mengenai orang Jawa dan orang Batak yang menggunakan bahasa Indonesia.

6.      Faktor bidang yang ditekuni
Misalnya, orang yang menekuni bidang kimia mengerti dengan istilah-istilah kimia, namun orang awam belum tentu mengerti dengan istilah tersebut.

7.      Faktor lingkungan sosial
Ketika seorang mahasiswa berbicara dengan dosen akan berbeda jika mahasiswa berbicara dengan sesame mahasiswa tergantung kepada siapa lawan bicaranya

Cara pengungkapan ragam bahasa
1.      Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.

Ragam bahasa lisan meliputi :

a.       Ragam bahasa cakapan adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
b.      Ragam bahasa pidato adalah ragam bahasa yang digunakan saat membacakan pidato dimuka umum.Biasanya pidato berisi penegasan kalimat untuk bias diterima si pendengar.
c.       Ragam bahasa kuliah adalah ragam bahasa yang digunakan pada saat kuliah yaitu pada saat pembelajaran antar mahasiswa dan dosennya.
d.      Ragam bahasa panggung adalah ragam bahasa yang digunakan seseorang saat dpanggung ketika mengsi acara hiburan lain agar bias diterima penonton.
            Ciri – ciri ragam bahasa lisan :
a.       Memerlukan kehadiran orang lain
b.      Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c.       Terikat ruang dan waktu
d.      Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a.       Dapat disesuaikan dengan situasi
b.      Faktor efisiensi
c.       Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.      Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e.       Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur
f.       Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif
Kekurangan ragam bahasa lisan :
a.       Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b.      Penutur sering mengulangi beberapa kalimat
c.       Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan
d.      Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal

2.      Ragam bahasa tulis
Adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.

Ragam bahasa tulis meliputi :
a.       Ragam bahasa teknis adalah ragam bahasa yang dilakukan mengenai teknis atau cara penulisan yang dicontohkan misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
b.      Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa yang mnggunakan komunikasi yang resmi
c.       Ragam bahasa catatan adalah ragam bahasa yang singkat yang diperuntukkan untuk pengingat sesuatu
d.      Ragam bahasa surat adalah ragam bahsa yang dituliskan pada sehelai kertas yang biasanya diberitahukan mengenai kabar atau sejenisnya yang berfungsi untuk memberikan informasi.
Ciri – ciri ragam bahasa tulis :
a.       Tidak memerlukan kehaduran orang lain
b.      Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
c.       Tidak terikat ruang dan waktu
d.      Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a.       Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan
b.      Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat
c.       Sebagai sarana memperkaya kosakata
d.      Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca
Kekurangan ragam bahasa tulis :
a.        Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna
b.      Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual
c.       Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar

Ragam bahasa berdasarkan situasi
Berdasarkan situasi pemakaianya, bahasa dapat dibagi menjadi : ragam formal, ragam semiformal, ragam nonformal
Ragam formal digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk :
a.       komunikasi resmi.
b.      wacana teknis
c.       pembicaraan di depan khalayak ramai
d.      pembicaraan dengan orang yang dihormati
Ragam semiformal memiliki keunikan tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap. Tetapi hanya tidak secara konsisten dilakukan pada saat tujuan tertentu. Dalam hal ini sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita , membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang baku , melainkan kadang ditengah-tengah kata-kata baku yang mereka ucapkan terselip kata-kata yang biasa kita gunakan untuk berbicara kepada seseorang dalam hal ini berbicara santai kepada lawan bicara kita dalam membahas topik yang tidak resmi.
Ragam nonformal tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku. Atau dalam hal ini ragam nonformal berciri tidak sesuai kaidah atau aturan yang tetap. Contohnya seperti pada saat kita mengobrol santai dengan teman.

Sumber :
http://nurfatomi.wordpress.com/2011/10/15/ragam-bahasa-indonesia-2/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/ragam-variasi-bahasa/


Pengikut