latar belakang ilmu budaya dalam
konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan
sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas
berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam
berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan
(primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan
negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga
dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari
pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi
menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan
tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang
telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang
disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat
dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
(http://www.anneahira.com)
PENGERTIAN ILMU :
Ilmu merupakan pengetahuan yang
dapat di pahami, di mengerti, serta dapat di terapkan. Ilmu pengetahuan
tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam semesta dalam
rangka mempertahankan kehidupannya.
Sesuai dengan perkembangan
kebutuhan manusia, ilmu pengetahuan pun berkembang dengan sangat pesatnya.
Penguasaan terhadap alam semesta itu dilakukan dengan tidak merusak tatanan
alam itu sendiri. Kerusakan terhadap tatanan alam akan berdampak pada kehidupan
umat manusia. Agar penguasaan alam semesta tidak bertampak pada perusakan, maka
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan perlu dibaringi dengan norma dan etika.
ilmu adalah pengetahuan yang
bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan
dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988)
konsepsi ilmu pada dasarnya
mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat di generalisasikan dan
dapat di sistematisasi (Shapere, 1974)
pengertian ilmu mencakup logika,
adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz,
1962)
ilmu tidak hanya merupakan suatu
pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu
metodologi
menurut islam
“Ilmu” merupakan suatu istilah yang
berasal dari Bahasa Arab, yaitu alima yang terdiri dari huruf ayn, lam dan mim.
Al-Qur’an sering menggunakan kata ini dalam berbagai sighat (pola), yaitu
masdar, fi’il mudari, fi’il madi, amr, isim fa’il,isim maful, dan isim tafdil.
Antara lain, kata al-‘ilm terdapat dalam firman Allah :
Ingiatlah ketika ia Berkata kepada
bapaknya ; “Wahai bapakku, Mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar,
tidak melihat dan tidak menolong kamu sedikitpun?. Wahai bapakku, Sesungguhnya
telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu,
maka ikutlah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
Kata “al-‘ilm” dalam ayat ini
pengetahuan yang berisi risalah ilahi yang diterima Ibrahim dari Allah. Risalah
itu berisikan tauhid dan ketentuan-ketentuan Allah mesti yang dipatuhi manusia.
Selain konsep ilmu, firman Allah ini juga menggambarkan tentang guna atau
manfaat suatu pengetahuan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain yaitu ia
dapat.
Secara harfiah “ilmu” dapat
diartikan kepada tahu atau mengetahui. Secara istilah ilmu berarti memahami
hakikat sesuatu, atau memahami hukum yang berlaku atas sesuatu itu. Saliba
mendefinisikan ilmu itu dengan “Memahami secara mutlak, baik tasawwur hakikat
seperti yang dikutip Jihami, ilmu adalah tasawwur hakikat sesuatu dan asalnya.
Berdasarkan definisi ini. Ada empat yang saling berkaitan dalam sistem
perolehan ilmu yaitu subjek yang memahami, objek yang dipahami, makna atau
surah (form) yang berkaitan dengan objek yang dipahami, dan berhasilnya makna
atau surah (form) itu terlukis dalam jiwa subjek yang memahami. Subjek yang
memahami itu adalah qalbu manusia. Ia merupakan wadah penyimpanan makna-makna
(konsep) yang ada pada suatu objek yang dipelajari. Yang dimaksud dengan objek
di sini adalah sesuatu yang ada, baik bersifat empiris, maupun tidak. Ketika
seorang ilmuwan mempelajari system pernafasan, misalnya, segala daya
(al-quwwah) yang dimilikinya – baik zahir maupun batin – secara aktif mengamati
alat-alat pernafasan tersebut. Kemudian setelah menganalisis, dia mendapat
suatu kesimpulan yang ditangkap dari objek yang sedang dikaji. Kesimpulan itu
merupakan surah (form) atau konsep objek yang telah sampai ke dalam jiwa dan
tersimpan padanya, yang selanjutnya itulah yang disebut dengan al-ma’lum
(sesuatu yang diketahui)
Budaya secara harfiah berasal dari
Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah,
memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993).
kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial,
seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu
kelompok manusia.( Menurut The American Herritage Dictionary)
budaya adalah keseluruhan sistem
gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. (Koentjaraningrat)
Kesimpulannya budaya adalah sesuatu
perilaku dari sekelompok masyarakat yang menjadi suatu tradisi atau kebiasaan
yang dilakuukkan secara turun temurun dari sekelompok masyarakat dan itu
menjadi ciri khas dari kelompok mereka.
Budaya adalah cara hidup yang
dilakukan bersama dan dimiliki suatu kelompok diwarisi dari generasi ke
generasi (Sonny S Wibisono)
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain. (wikipedia)
Menurut para ahli
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh
seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan
yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta
benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan
yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi
manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman
dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
KETERKAITAN ILMU DENGAN BUDAYA
Dalam unsur budaaya terdapat adanya
sistem pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan
demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Ilmu dan
kebudayaaan mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung.
Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi
kebudayaan masyarakat tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi
berkembangnya kebudaayaan masyarakat. Sumbangan ilmu terhadap kebudayaan adalah
pada nilai yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan
logika.. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangn
kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara
keseluruhan. Selain itu menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake :
Science for man, ilmu turut membentuk profil kebudayaan bukan saja lewat
aspek-aspek teknisnya, melainkan juga dengan jalan memberikan
pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang baru.
Contohnya adalah dalam masyarakat
pedalaman, kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan agraris. Adapun ilmu
yang berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan
pandangan-pandangan baru terhadap kebudayaan, misalnya ritual-ritual khusus
menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan
lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar