Teori-teoripengambilan keputusan
bersangkut paut dengan masalah bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat.
Kebijaksanaa, sebagai telah kita rumuskan di muka, adalah suatu tindakan yang
mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seseorang aktor atau sejumlah
aktor berkenaan dengan suatu masalah atau persoalan tertentu.
Secara tipikal pembuatan
kebijaksanaan merupakan tindakan yang berpola, yang dilakukan sepanjang waktu
dan melibatkan banyak keputusan yang di antaranya ada yang merupakankeputusan
rutin, ada yang tidak rutin. Dalam praktek pembuat kebijaksanaan sehari-hari
amat jarang kita jumpai suatu kebijaksanaan yang hanya terdiri dari keputusan
tunggal. Dalamtulisan ini akan dibahas 3 (tiga) teori pengambilan keputusan
yang dianggap paling sering dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan
kebijaksanaan negara.
Teori-teori yang dimaksud ialah :
teori Rasional komprehensif, teori Inkremental dan teori Pengamatan terpadu.
Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang
paling dikenal dan mungkin pula yang banyak diterima oleh kalangan luas ialah
teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan dihadapkan
pada.suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau
setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama
lain.
2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau
sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan
rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya.
3. Pelbagai altenatif untuk
memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.
4. Akibat-akibat (biaya dan
manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih diteliti.
5. Setiap alternatif dan
masing-masing akibat yang menyertainya,
dapat diperbandingkan dengan
alternatif-altenatif lainnya.
6. Pembuat keputusan akan memilih
alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang dapat memaksimasi tercapainya tujuan,
nilai atau Sasaran yang telah digariskan.
Teori rasional komprehensif banyak
mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam berasal dari seorang ahli
Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)’ Lindblom secara
tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah berhadapan
dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas.
Lebih lanjut, pembuat keputusan
kemungkinan juga sulit untuk memilah-milah secara tegas antara nilai-nilainya
sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Asumsi penganjur model
rasionar bahwa antara fakta-fakta dan nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan,
bahkan dipisahkan, tidak pemah terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Akhirnya,
masih ada masalah’ yang disebut ,,sunk_cost,,. Keputusan_-keputusan,
kesepakatan-kesepakatan dan investasi terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program
yang ada sekarang kemungkinan akan mencegah pembuat keputusan untuk membuat
keputusan yang berbeda sama sekali dari yang sudah ada.
Untuk konteks negara-negara sedang
berkembang, menurut R’s. Milne (1972), mode irasionar komprehensif ini jelas
tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah: informasi/datastatistik tidak
memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai untuk kondisi-
kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di mana sistem pembuatan
keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di negara
sedang-berkembang umumnya dikenal amat lemah dan tidak sanggup memasok
unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan.
Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan
keputusan mencerminkan suatu teori pengambilankeputusan yang menghindari banyak
masalah yang harus dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif)
dan, pada saat yang sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara
yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan
sehari-hari.
Pokok-pokok teori inkremental ini
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pemilihan tujuan atau sasaran
dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapainya dipandang
sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu hal yang
saling terpisah.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya
mempertimbangkan beberapa altematif yang langsung berhubungan dengan pokok
masalah dan altematif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental
atau marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada sekarang.
c. Bagi tiap altematif hanya
sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan dievaluasi.
d. Masalah yang dihadapi oleh
pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur. Pandangan
inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan
tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak dari
masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
e. Bahwa tidak ada keputusan atau
cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik
terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan sepakat pada
keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu adalah yang
paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
f. Pembuatan keputusan yang
inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini
lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit
dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk
menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang akan
datang.
Kepurtusan-keputusan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan produk dari saling
memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai pihak yang terlibat
dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya majemuk
paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan lebih gampang untuk
mencapai kesepakatan apabila masalatr-masalah yang diperdebatkan oleh pelbagai
kelompok yang terlibat hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi terhadap
program-program yang sudah ada daripada jika hal tersebut menyangkut isu-isu
kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal yang memiliki sifat ”
ambil semua atau tidak sama sekali. Karena para pembuat keputusan itu berada
dalam keadaan yang serba tidak pasti khususnya yang menyangkut akibat-akibat
dari tindakan-tindakan mereka di masa datang, maka keputusan yang bersifat
inkremental ini akan dapat mengurangi resiko dan biaya yang ditimbulkan oleh
suasana ketidakpastian itu.
Teori Pengamatan Terpadu (Mixed
Scanning Theory)
Penganjur teori ini adalah ahli
sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para
teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan
tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori
inkremental. Misatnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat
keputusanpenganut model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan
kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta
kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat,
sementara itu kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang lemah dan
yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya praktis akan
terabaikan. Iebih lanjut” dengan memusatkan perhatiannya pada
kepentingan/tujuan jangka pendek dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi
yang terbatas dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model
inkremental cenderung mengabaikan peluang bagi perlunya pembaruan sosial
(social inovation) yang mendasar.
Oleh karena itu, menurut Yehezkel
Dror (1968) gaya inkremental dalam pembuatankeputusan cenderung menghasilkan
kelambanan dan terpeliharanya status quo, sehingga merintangi upaya menyempurnakan
proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi sarjana seperti Dror– yang pada
dasarnya merupakan salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka —
model inkremental ini justru dianggapnya merupakan strategi yang tidak cocok
untuk diterapkan di negara-negara sedang berkembang, sebab di negara-negara ini
perubahan yang kecil-kecilan (inkremental) tidaklah memadai guna tercapainya
hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-besaran.
Model pengamatan terpadu juga
memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuatkeputusan yang berbeda-beda.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar kemampuan para pembuat
keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna mengimplementasikan
keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan scanning
dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilankeputusan
‘tersebul Dengan demikian, moder pengamatan terpadu ini pada hakikatnya
merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional
komprehensif dan moder inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar